Profesi MUA


Minat Gabung Kelas MUA hub WA: 08112641959


Berdasarkan informasi dari kompas.com, belakangan ini tren profesi sebagai Make Up Artist (MUA) memili proses bisnis yang lumayan menjanjikan. Bahkan, telah ada sejumlah MUA kenamaan Indonesia yang merambah pasar Internasional. Sebut saja Ryan Olgivy yang sudah bekerja sama dengan brand  make up ternama dunia, dan Bubah Alfian yang pun sempat menjadi MUA guna ajang penelusuran model berbakat Amerika Serikat (AS). Jika telah sekelas mereka, pendapatan yang dikantongi dapat mencapai jutaan rupiah. MUA belakangan ini menjadi profesi yang menjanjikan. Tak hanya untuk mereka yang sudah profesional dan senior. Anak kuliahan pun dapat menjajal profesi ini untuk dapat mendapatkan uang. Seperti yang dilaksanakan Yogi Sutrisno (26), yang ketika ini sedang bergelut untuk membina cita-citanya menjadi seorang make up artist (MUA) dari nol. Pemuda asal Karawang yang sekarang masih duduk di perguruan tinggi ini, semenjak lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), dirinya mulai merasa tertarik guna menggeluti dunia MUA. "Awalnya sebab penasaran, tertarik sama make up, kok seseorang yang awalnya biasa saja setelah menggunakan make up jadi berubah luar biasa," jelas Yogi ketika didatangi Kompas.com di Jakarta, Rabu (25/7/2018). Berbekal dengan perlengkapan make up kepunyaan ibunya, Yogi juga belajar make up secara otodidak. "Dulu nya modalnya perlengkapan make up ibu, lipstik, bedak, eyeshadow sama blush on," lanjut dia. Modal mula tersebutlah yang lantas dia kembangkan. Dari yang tadinya biaya layanan make up yang ia tawarkan sebanyak Rp 80.000 per orang, sampai akhirnya dia membandrol jasa make upnya menjadi Rp 150.000 sampai Rp 250.000 per orang. Peralatan make upnya pun sekarang jauh lebih lengkap. "Dulu terdapat job kesatu kali banget Rp 80.000 nah tersebut dibeiin perangkat make up yang nggak terdapat apa nih, ntar bila ada job beli lagi, dari bawah dikit-dikit," ujarnya.

Terinspirasi Almarhum Nenek
Yogi mengatakan, almarhum neneknya yang berprofesi sebagai perias pengantin menjadi salah satu hal yang mendorongnya untuk menyatukan bakat menjadi seorang MUA. Tak melulu itu, sejumlah saudaranya juga mempunyai Wedding Organizer (WO), sampai-sampai dirinya sering bertanya tentang tata rias serta tren yang sedang berkembang ketika ini. "Kebetulan alamarhum nenek perias pengantin, saudara pun punya WO jadi suka nanya-nanya gimana caranya, gitu," lanjut dia. Jalan yang ditempuh oleh Yogi guna menjadi MUA juga bukan tanpa hambatan. Saat dirinya memutuskan untuk belajar, anggota keluarganya tidak sedikit yang melarang, mengingat dirinya seorang laki-laki. "Tapi saya ingin membuktikan, bila saya bisa, dan memang saya bisa," ujar Yogi. Dirinya yang saat tersebut kebetulan sedang kuliah dan belum mempunyai pekerjaan juga mulai mencari potensi dan mencoba menggali peruntungan dari dunia rias. Berawal dari satu tetangga ke tetangga lainnya, nama Yogi sebagai perias mulai dikenal oleh orang-orang di sekelilingnya.

Menurunkan ke Adik
Yogi bercita-cita, selepas kuliah dia hendak menurunkan keterampilan make upnya untuk kedua adiknya. Sebab, dirinya hendak bekerja terlebih dahulu untuk mengoleksi modal supaya bisa membina bisnis MUA yang lebih mapan. "Kebetulan 2 adik saya perempuan, saya pengin cari kerja dulu setelah kuliah, untuk cari modal usaha juga, makanya mereka saya ajarin biar sementara saya kerja dapat mereka terusin usaha make upnya, biar nggak mati," lanjut Yogi. Yogi juga secara perlahan mulai belajar bagaimana teknik mengelola bisnis yang baik. Dirinya berjuang untuk terus konsisten berkecimpung di bidang ini, salah satunya melewati pelatihan bisnis yang dia dapatkan dari Skilled Youth Season 3 kerjasama antara Citi Indonesia dan Indonesian Business Links. Meskipun, hasil yang dia dapatkan belum lumayan besar. "Per bulan paling 3 hingga 4 pelanggan bikin kondangan atau party gitu, ya memang baru tidak banyak sih, namun udah lumayan bikin nabung dan beli make up baru," tukas dia.

Posting Komentar

0 Komentar